BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian
Jenis
penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan sampel.
Penelitian ini dilaksanakan pada dua kelompok yaitu pada kelompok eksperimen 1
dan kelompok eksperimen 2. Kelompok eksperimen 1 adalah kelompok sampel yang
diberikan perlakuan khusus dalam kegiatan pembelajarannya, yaitu pembelajaran kooperatif tipe STAD.
Sedangkan kelompok eksperimen 2 adalah kelompok sampel yang digunakan sebagai
pembanding yang dalam kegiatan pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT.
3.2
Rancangan
Penelitian
3.2.1 Metode Penelitian
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen. Penelitian eksperimen
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari
“sesuatu” yang dikenakan pada subjek selidik. Dengan kata lain, penelitian
eksperimen mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat (Arikunto, 1998:
272).
3.2.2
Variabel Penelitian
Penelitian
ini melibatkan dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel tergantung
(Y). Variabel bebas (X) berupa model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan TGT. Sedangkan variabel
tergantung (Y) adalah hasil belajar siswa.
Hubungan
kedua variabel tersebut ditunjukkan pada gambar berikut:
X
|
Y
|
Gambar 3.2.2
Hubungan
Variabel X dan Y
3.2.3
Desain Penelitian
Adapun desain penelitian eksperimen
ini adalah pretest-posttest control group
design dengan satu macam perlakuan yang dapat diperluas dengan melibatkan
lebih dari satu perlakuan (Suryabrata, 2006: 106). Desain penelitian tersebut
dapat digambarkan dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.2.3
Tabel Desain Penelitian
Group
|
Pretest
|
Treatment
|
Posttest
|
First
Exp. Group
|
T1
|
Xa
|
T2
|
Second
Exp. Group
|
T1
|
Xb
|
T2
|
Keterangan :
Xa =
Pembelajaran kooperatif tipe STAD
Xb =
Pembelajaran kooperatif tipe TGT
T1 =
Skor hasil pretest
T2 =
Skor hasil posttest
3.3
Definisi
Operasional Variabel Penelitian
Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang
menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006: 96). Dalam penelitian
ini variabel meliputi dua variabel yang terdiri dari model pembelajaran
kooperatif dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Palangka
Raya tahun ajaran 2012/2013. Untuk menghindari
yang terdapat dalam penelitian ini
maka perlu dijelaskan beberapa definisi berikut :
1. Model pembelajaran kooperatif adalah prosedur
belajar secara kelompok dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar kelompok tipe
STAD dan TGT.
2. Skor tes awal adalah skor tes materi yang diperoleh
siswa sebelum dilaksanakan pembelajaran yang merupakan hasil pretes.
3. Hasil belajar adalah skor yang diperoleh melalui
tes akhir atau postes setelah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD maupun model pembelajaran kooperatif
tipe TGT.
3.4
Populasi
dan Sampel
3.4.1
Populasi
Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Palangka Raya semester 2 tahun
ajaran 2012/ 2013 yang terdiri dari empat kelas dengan jumlah siswa adalah 120 siswa. Jumlah siswa pada
masing-masing kelas adalah 30
orang.
3.4.2 Sampel
Dalam penelitian ini diambil dua
kelas sebagai sampel, yaitu kelompok
eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Kelompok
eksperimen 1, yaitu kelas VII B dan
kelompok eksperimen 2 atau pembanding, yaitu kelas VII D. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah Cluster Sampling. Ahmed (2009: 2) menyatakan
bahwa dalam cluster
sampling, cluster yaitu
sekelompok elemen populasi merupakan unit sampling, bukan elemen tunggal dari
populasi. Dalam
pengambilan sampel ini, populasi dibagi menjadi beberapa kelompok atau cluster. Sampel dipilih secara acak
karena tidak ada kelas unggulan pada populasi dan anggota populasi homogen
sehingga semua kelas pada populasi mempunyai peluang yang sama untuk terambil menjadi sampel.
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Pengembangan
Instrumen
Instrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa tes tertulis bentuk uraian
(esai).Adapun
langkah-langkah pengembangan instrumen penelitian yaitu, 1) Penyusunan kisi-kisi butir soal yang mengacu
pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) matematika, 2) Menyusun butir soal tes dan pedoman penyekoran, 3) Instrumen diujicobakan di kelas lain yang tidak
termasuk sampel, 4) Menganalisis
data hasil uji coba instrumen untuk mengetahui validitas dan realiabilitas
butir soal.
Di bawah
ini adalah kisi-kisi instrumen tes yang digunakan untuk menyusun instrumen tes
akhir.
Tabel 3.6.1: Kisi-Kisi
Instrumen
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas/Semester : VIII/ Genap
Mata Pelajaran : Matematika
Bentuk Soal : Uraian
Kompetensi Dasar
|
Materi Pembelajaran
|
Indikator
|
Banyak
Soal
|
· Menghitung luas dan keliling bangun
datar
|
Luas dan keliling ersegi panjang
|
·
Menemukan sifat-sifat persegi panjang.
·
Menemukan rumus luas dan keliling persegi
panjnag.
·
Menghitung luas dan keliling persgi panjang
|
3
3
4
|
Berikut
contoh soal beserta pedoman penskoran.
Soal:
Sebuah
persegi panjang
memiliki ukuran panjang 25
cm dan lebar 12
cm. berapakah luas persegi
panjang tersebut?
jawab:
Diketahui: panjang (p) =15 cm 1
lebar (l) = 4 cm 1
Ditanya:
luas persegi panjang (L) ? 2
Penyelesaian:
Luas persegi panjang = p x l 3
=
25 x 12
= 300 cm² 3
Jadi, luas persegi
panjang tersebut adalah 300
cm².
Skor total =10
3.5.2 Validitas
Instrumen
Validitas didefinisikan
sebagai ukuran seberapa cermat suatu tes memerlukan fungsi ukurnya. Tes hanya
dapat melakukan fungsinya dengan cermat kalau ada “sesuatu” yang diukurnya.
Jadi, untuk dikatakan valid, tes harus
mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat (Azwar, 1986: 55). Untuk
menguji validitas instrumen penelitian ini digunakan rumus indeks kesukaran dan
daya pembeda.
Indeks kesukaran atau
derajat kesukaran merupakan bilangan yang menunjukkan seberapa besar kesukaran
dalam soal. Menurut Azwar (1996, 134). indeks kesukaran aitem merupakan rasio
antara penjawab aitem dengan benar dan banyaknya penjawab aitem. Formulasi
indeks kesukaran aitem adalah:
Keterangan:
= banyaknya siswa yang menjawab aitem
denagn benar.
N = banyaknya siswa yang menjawab aitem.
Kriteria Indeks Kesukaran, yaitu:
0,00 ≤ IK < 0,30 Soal digolongkan sukar
0,30 ≤ IK < 0,70 Soal digolongkan sedang
0,70 ≤ IK ≤ 0,10 Soal digolongkan mudah
Sedangkan
daya diskriminasi (daya beda) adalah kemampuan aitem dalam membedakan antar
siswayang mempunyai kemampuan tinggi (dalam hal ini diwakili oleh mereka yang
termasuk Kelompok Tinggi) dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah (diwakili
oleh mereka yang termasuk dalam Kelompok Rendah). Formulasi daya diskrimiansi
aitem adalah:
Keterangan:
= banyaknya penjawab aitem dengan benar
dari Kelompok Tinggi
= banyaknya penjawab aitem dengan benar
dari Kelompok Rendah
= banyaknya penjawab dari Kelompok Tinggi
= banyaknya penjawab dari Kelompok
Rendah. (Azwar, 1996: 138)
Kriteria
daya pembeda yaitu :
-1,00
DP
0,20 Soal digolongkan jelek
0,20
DP
0,40 Soal digolongkan cukup
0,40
DP
0,70 Soal digolongkan baik
0,70
DP
1,00 Soal digolongkan baik sekali (Arikunto,
2008 : 218).
Sebuah
soal dikatan valid jika memiliki 0,30
IK
0,70 dan
DP
0,40.
Alasan penetapan validitas soal tersebut adalah sebagai berikut :
- IK
0,25,
agar soal tidak terlalu banyak yang sukar.
- IK
0,75,
agar soal tidak terlalu banyak yang mudah.
- DP
0,40,
agar butir soal yang diperoleh adalah butir soal yang baik.
3.5.3 Reliabiltas Instrumen
Reliabilitas adalah
pengukuran yang dapat menghasilkan data yang reliabel artinya sejauh mana hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 1996: 180). Untuk menguji reliabilitas
instrumen penelitian yang berbentuk tes uraian digunakan rumus Alpha (Arikunto,
2008: 109), yaitu:
Rumus varians item
soal:
Rumus varians total:
Keterangan:
r11 = Reliabilitas
instrumen
n = banyak butir soal
N
= banyak siswa
=
jumlah varians butir
=
varians total
x = total skor pada masing-masing butir
soal
Kriteria
yang digunakan untuk menyatakan soal adalah reliabel apabila r11³
0,70.
3.6 Teknik
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal uraian. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan dalam pengumpulan dan pengolahan data, yaitu:
1.
Persiapan, meliputi menentukan sampel penelitian, menyusun
kisi-kisi instrumen, menyusun instrumen berdasarkan kisi-kisi, melaksanakan uji
coba instrumen pada kelas yang bukan sampel, menganalisis hasil uji coba
instrumen, menetapkan soal yang digunakan untuk pengambilan data.
2.
Pelaksanaan penelitian, meliputi mengadakan
pretest untuk menguji normalitas dan
homogenitas sampel, melaksanakan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada kelompok
eksperimen 1 dan pembelajaran
kooperatif tipe TGT pada kelompok eksperimen 2, mengadakan posttest untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
3.
Pengolahan data hasil penelitian,
meliputi memberikan skor pada masing-masing sampel, menganalisis data hasil
penelitian (uji hipotesis hasil penelitian), menarik kesimpulan.
3.7 Teknik
Analisis Data
Untuk
mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran kooperatif tipe
STAD dan pembelajaran kooperatif tipe TGT digunakan
uji perbedaan dua rata-rata. Nilai rata–rata diperoleh dari hasil pretest dan posttest yang dilakukan oleh peserta tes setelah kedua sampel
diberi perlakuan yang berbeda.
3.7.1 Uji Hipotesis
Uji
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
dua pihak (two tail test), yaitu
sebagai berikut:
H0
: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa antara yang diajarkan
dengan pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Ha
: Terdapat perbedaan hasil belajar
matematika siswa antara yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
yang diajarkan dengan pembelajaran
kooperatif tipe TGT.
H0 : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Keterangan :
µ1 =
Hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD.
µ2 =
Hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan pemebelajaran kooperatif tipe TGT.
Sesuai
dengan rancangan penelitian dan hipotesis yang diajukan, maka data dianalisis
dengan teknik analisis kovarian (anakova). Teknik analisis kovarian yang
digunakan adalah sebagaimana yang dikemukakan (Sudjana, 2002: 344-347).
Total :
Txx =
dengan N =
i
Tyy =
Txy =
Perlakuan :
Pxx =
Pyy =
Pxy =
Kekeliruan/
galat :
Exx =
Txx – Pxx
Eyy =
Tyy – Pyy
Exy =
Txy – Pxy
Perhitungan
jumlah kuadrat-kuadrat dan jumlah kuadrat-kuadrat total dengan kuadrat
kekeliruan
dan kuadrat-kuadrat total
(
)
:
JE = Exy –
= Tyy –
Perhitungan
derajat bebas (db) :
db total = N – a
dbP
= a – 1
dbE
= N – a – 1
Perhitungan (KT)
:
E =
P =
Perhitungan
harga F :
F =
Tabel 3.7.1
Daftar Anakova untuk Faktor Tunggal
dengan Sebuah Kovarian
Sumber
Variasi
|
Dk
|
Jumlah
Kuadrat-kuadrat dan Produk Silang
|
Disesuaikan
(Dikoreksi) karena Regresi
|
||||
X
|
XY
|
Y
|
Y
|
dk
|
KT
|
||
Perlakuan
Galat
|
a
– 1
N
– 1
|
Pxx
Exx
|
Pxy
Exy
|
Pyy
Eyy
|
JE
|
N
– a - 1
|
E =
|
Total
|
N
– 1
|
Txx
|
Txy
|
Tyy
|
J’E
|
N
- 2
|
|
Perlakuan
Disesuaikan
|
|
J’E
- JE
|
a
- 1
|
P =
|
Keterangan
:
X =
pretest
Y =
posttest
XY =
rata-rata pretest dan posttest
N =
jumlah data
a =
banyaknya kelompok perlakuan
Kriteria pengujian:
·
Jika F > Ftabel pada taraf
signifikan 5 % dengan dk = V1 dan V2, V1 = α –
1 dan V2 = N – α – 1, maka H0 ditolak dan Ha
diterima.
·
Jika sebaliknya yakni F ≤ Ftabel
pada taraf signifikan 5 % maka H0 diterima dan Ha
ditolak.
3.8
Uji Persyaratan Analisis
3.8.1
Uji Normalitas
Uji
normalitas dimaksudkan untuk menguji normal tidaknya sebaran data hasil
penelitian yang akan dianalisis, terutama dalam penentuan penggunaan statistik
parametrik atau non parametrik. Pengujian terhadap normal tidaknya penyebaran
data pada penelitian ini menggunakan rumus Chi Kuadrat (Sugiyono, 2007: 104).
Keterangan:
= Chi Kuadrat
f0 = Frekuensi observasi (frekuensi sesuai
keadaan)
fh = Frekuensi harapan
Kriteria
pengujian dengan membandingkan nilai
hitung
dan
tabel
pada signifikan 5% dengan db (n – 1), yaitu:
·
Jika harga
hitung ≤
tabel,
berarti data mengikuti distribusi normal.
·
Jika harga
hitung >
tabel,
berarti data tidak mengikuti distribusi normal.
3.8.2 Uji
Homogenitas
Uji
homogenitas varians digunakan untuk mengetahui apakah sampel, yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok pembanding, mempunyai varians yang sama atau tidak.
Jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama besar dinamakan varians yang
homogen.
Hipotesis
yang digunakan untuk menguji homogenitas varians adalah:
H0 :
=
(kedua varians homogen)
Ha :
≠
(kedua varians heterogen)
Rumus
yang digunakan untuk uji homogenitas varians (Sugiyono, 2007: 167) adalah :
Keterangan:
F =
nilai distribusi F yang dihitung.
Kriteria
pengujian :
·
Jika Fhitung
< Ftabel,maka
varians tersebut homogen.
·
Jika Fhitung
≥ Ftabel, maka varians
tersebut heterogen.
Ftabel pada db pembilang (n1- 1) dan db penyebut (n2 - 1) dengan taraf
signifikan 5%.
0 komentar:
Posting Komentar